Tidak bisa kita pungkiri bahwa pendidikan tinggi farmasi mengambil
peran yang sangat vital dalam menghasilkan lulusan farmasi yang
berkompeten. Hal ini didasarkan kepada fungsi dan peran perguruan tinggi
sebagai penghasil sumber daya yang berkualitas yang berdasarkan kepada
Tri Dharma perguruan tinggi.
Untuk
mewujudkan hal tersebut, perguruan tinggi farmasi dituntut untuk selalu
melakukan perbaikan secara terus-menerus karena secara konseptual ilmu
kefarmasian akan terus berkembang dan perkembangan dalam dunia
kefarmasian harus direspon secara cepat dan aktual.
Komponen utama
dalam dunia pendidikan adalah kurikulum. Begitu juga pendidikan tinggi
farmasi. Untuk mendapatkan lulusan yang berkompeten, kurikulum farmasi
pun harus berlandaskan kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja sehingga lulusan yang dihasilkan nantinya bisa dijamin
kualitasnya. Ini merupakan pekerjaan berat untuk seluruh stakeholder, baik itu pemerintah, asosiasi perguruan tinggi farmasi maupun perguruan tinggi farmasi itu sendiri.
Permasalahan
kunci hari ini adalah pendidikan tinggi farmasi belum bisa merespon
permintaan dunia kerja dalam menghasilkan sumber daya manusia yang
diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh tidak
adanya komunikasi yang berkelanjutkan antara perguruan tinggi sebagai
“produsen” dengan pemberi pekerja sebagai “konsumen”. Perguruan tinggi
farmasi berjalan dengan teori-teori yang notabene textbook tidak sejalan dengan realita dunia kerja hari ini. Tak ayal, miss-link and match
selalu mewarnai hubungan keduanya. Dunia kerja hari ini masih
menganggap bahwa teori perkuliahan adalah sebuah kehidupan maya dan
berbeda dengan dunia kerja sebagai sebuah realita.
Untuk itu, ke
depannya kurikulum dunia pendidikan tinggi farmasi harus disesuaikan
dengan apa yang dibutuhkan dunia kerja. Agar sejalan, perlu adanya
sebuah korelasi antara perguruan tinggi farmasi dengan pihak yang
membutuhkan sumberdaya yang dihasilkan fakultas farmasi, baik itu
industri, pemerintahan, ataupun dunia usaha.
Untuk mewujudkan
suatu kurikulum yang sesuai dengan permintaan dunia kerja, perlu sebuah
forum bersama antara pelaku dunia kerja sebagai pihak yang membutuhan
lulusan farmasi yang berkompeten, pemerintah sebagai pengatur regulasi
dan pihak perguruan tinggi sebagai penghasil lulusan.
Forum ini
hanya berfokus membahas perkembangan baru kefarmasian,
perubahan-perubahan paradigma kefarmasian dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan dunia kefarmasian sehingga nantinya akan tercipta
sesuatu sinergisitas antar semua pihak yang terlibat dalam dunia
kefarmasian tersebut, sehingga peran perguruan tinggi farmasi
benar-benar terlihat sebagai poros depan kemajuan dunia farmasi.
http://majalahkesehatan.com/peran-perguruan-tinggi-farmasi-untuk-kemajuan-dunia-kefarmasian-indonesia/
By: Ivana Dwi Kartini
Selasa, 27 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar